Thursday, July 31, 2014

Bangkai Tikus

Seorang pedagang keliling dijahili pedagang saingannya dengan cara memasukkan bangkai tikus ke dalam dagangannya. Si pedagang pun marah dan dendam kepada saingannya. Dipenuhi kebencian, dia tidak membuang bangkai tikus itu dan terus membawanya bersama dagangannya sampai ia berhasil menemukan saingannya dan balas memasukkan bangkai tikus tersebut ke dalam dagangan saingannya. Alhasil kemana pun si pedagang pergi, bau busuk dari bangkai tikus selalu mengikutinya, sehingga dagangannya tidak laku dan dia dijauhi orang-orang di sekitarnya.

Refleksi:
Seringkali kita terjebak perasaan marah dan benci yang berlarut-larut dan tak jarang pula rasa marah dan benci tersebut mempengaruhi tingkah laku kita sehari-hari, ibarat bau bangkai tikus yang terus mengikuti si pedagang ke mana pun dia pergi.

"Kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian hanya akan berakhir dengan cinta kasih, inilah satu hukum yang abadi." (Buddha)






Monday, February 10, 2014

Kuda dan Cambuk

Alkisah ada seorang pelatih kuda yang melatih tiga ekor kudanya dengan bantuan cambuk. Ketiga ekor kuda itu memiliki karakter yang berbeda-beda, ada kuda yang cerdas, ada kuda yang bodoh, dan ada juga kuda yang dungu.

Kuda yang cerdas bahkan tanpa perlu melihat cambuk, begitu pelatihnya menyuruhnya melakukan sesuatu, kuda itu akan langsung melakukannya.

Kuda yang bodoh harus dipecut sekali, begitu terasa sakit, baru dia akan melakukan apa yang disuruh pelatihnya.

Kuda yang dungu harus dipecut berulang kali, dan walau sudah dipecut berkali-kali kuda ini masih saja melakukan kebodohan yang sama dan bertanya-tanya mengapa dia dipecut.

Thursday, January 23, 2014

Mengejar Kucing

Di sebuah kampung, hiduplah empat ekor anjing. Suatu hari anjing pertama melihat seekor kucing melintas dan langsung mengejar kucing tersebut keliling kampung. Anjing kedua melihat anjing pertama mengejar sesuatu pun turut ikut mengejar, walau tidak melihat kucing yang dikejar anjing pertama. Demikian pula anjing ketiga dan keempat.
Setelah sekian lama tidak berhasil mendapat apa yang dikejar, anjing yang keempat berhenti mengejar, diikuti anjing ketiga dan anjing kedua. Hanya anjing pertama yang terus mengejar sampai si kucing tertangkap.