Seorang ibu bersedih setiap hari, ia akan
menangis jika hujan turun dan ia akan menangis juga jika hujan tidak turun.
Suatu hari, Guru Zen lewat didekatnya ketika ia sedang tersedu sedan, Guru Zen pun menghampirinya dan bertanya,
"Ibu, mengapa menangis? Apa yang membuat Ibu sedih?"
"Ibu, mengapa menangis? Apa yang membuat Ibu sedih?"
Ibu itupun bercerita, "Guru, saya punya dua anak perempuan. Yang sulung menjual minuman sedang yang bungsu menjual payung."
"Jika cuaca cerah, saya sedih memikirkan anak bungsu yang menjual payung. Payungnya pasti tidak laku. Dan jika hujan turun, saya sedih memikirkan anak sulungku. Minuman yang dia jual pasti tidak laku."
Dengan bijak, Guru Zen memberi nasihat pada si ibu, "Ibu,
cobalah ubah cara pandangmu: Jika cuaca cerah, pikirkan anak sulungmu, minuman yang dia jual pasti akan laku. Dan jika hari hujan, pikirkan anak bungsumu, payung yang dia jual pasti akan laku. Dengan demikian Ibu tidak perlu bersedih lagi."
Si ibu merenungkan kata-kata Guru Zen dan meresapinya.
Sejak itu, ibu tersebut tidak lagi menangis, baik hari hujan maupun tidak hujan.