Monday, May 21, 2018

Sayembara Raja

Raja Min ingin puterinya yang cantik memiliki seorang suami, maka diundanglah semua pangeran dari kerajaan-kerajaan lain untuk mengikuti sayembara, yang menang akan menjadi suami puterinya.

Sebuah ikan kayu diletakkan di atas kubah balairung, dan di bawahnya terdapat kolam yang memantulkan bayangan ikan yang berada di atas. Aturan menyebutkan bahwa siapa pun yang berhasil memanah mata ikan tersebut dengan hanya melihat pantulannya di kolam, maka ia berhak mendapatkan puterinya.

Dari seratus orang pangeran yang mengikuti sayembara, ada dua pangeran yang berhasil memanah mata ikan tersebut. Untuk menentukan pemenangnya, Raja Min memberikan kepada masing-masing pangeran tersebut sebutir biji kacang polong. Mereka harus menanam biji kacang polong tersebut dengan telaten selama satu bulan. Pangeran yang mampu merawat biji kacang polong tersebut dengan paling baik yang akan menjadi pemenang sayembara.

Satu bulan pun berlalu. Kedua pangeran kembali berjumpa Raja Min untuk menunjukkan perkembangan biji kacang polong yang mereka tanam. Pangeran pertama menunjukkan satu pot berisi tanaman kacang polong yang tumbuh subur dan berbuah lebat. Sedangkan pangeran kedua menunjukkan pot berisi tanah tanpa tanaman apapun tumbuh di atasnya. Pangeran pertama tersenyum bahagia karena tanaman kacang polongnya tumbuh subur dan lebat dibandingkan milik pangeran kedua.

Tak lama kemudian Raja Min pun membacakan keputusannya.

"Pada hari ini kuputuskan bahwa pemenang sayembara ini adalah pangeran kedua."

"Wahai paduka, bagaimana mungkin pangeran kedua menjadi pemenang sayembara ini? Biji kacang polong yang paduka berikan sudah kurawat dengan baik menjadi pohon yang subur dan berbuah lebat, tidak seperti milik pangeran kedua", protes pangeran pertama.

"Biji kacang polong yang kuberikan sebelumnya telah kurebus, sehingga tidak mungkin tumbuh menjadi pohon. Keahlian memang penting, namun menjadi tidak bermakna jika tidak disertai kejujuran."

No comments: